Donny Hadi Putra
Bulan Oktober 2010, Tina mendatangi Intan yang sekarang sibuk menulis dan mengikuti baksos. Salah satu sahabat Intan itu berniat memperkenalkan Intan dengan seorang pria. Awalnya Intan menolak karena ia sudah lelah pacaran. Semua itu terkait dengan kegagalannya menjalin asmara dengan beberapa pria, termasuk si mantan kurir pizza. Karena itu, sekarang Intan ingin langsung cari suami saja.
Tina yang termasuk sobat sejati Intan itu meyakinkan, pria yang ingin ia perkenalkan pada Intan itu kebetulan juga berniat sama. Pria itu ingin langsung mencari teman hidup yang sah alias istri. Intan yang percaya pada Tina, akhirnya mau saja diajak kenalan sama pria asli Padang itu. Kalaupun nantinya gagal lagi, ia tidak begitu kecewa karena ia sudah berusaha cukup keras untuk mencari jodoh. Ia tetap yakin, jika manusia sudah berniat baik dan berusaha, Allah Yang Maha Pengasih pasti memberi. Hanya waktunya yang belum tiba.
Beberapa hari kemudian rumah Cicik kedatangan seorang pria dewasa berpostur tinggi besar. Tingginya sedikit di atas Irgi, badannya agak gemuk. Wajahnya sudah seperti om-om, seperti pria berusia hampir empat puluh, namun usianya masih muda. Usianya hanya lima tahun di atas Intan, namun sepertinya jauh di atas Intan. Dengan demikian, usia pria agak gemuk itu sebaya Irgi, bahkan sedikit lebih muda.
Pria berkaca mata itu bernama Donny Hadi Putra. Ia seorang pengusaha sukses sekaligus karyawan bank. Ia benar-benar berniat mencari istri karena usianya sudah cukup untuk berumah tangga. Intan pun menyambutnya dengan ramah, lalu mengajaknya berbincang baik-baik. Suasana semakin mencair saat mereka ngobrol tentang film Suzanna, si ratu horor tahun 80-an. Ternyata Intan dan Donny sama-sama tahu detil soal film horor tersebut.
Setelah pertemuan hari itu, Intan merasa semakin akrab dengan Donny, begitu juga sebaliknya. Apalagi setelah itu Donny menjadi rajin ngapelin Intan. Benih-benih cinta mulai tumbuh di hati keduanya, terutama Donny yang sudah serius mencari teman hidup. Intan sendiri juga mulai tertarik pada Donny yang polos dan apa adanya. Namun kalau disuruh memberi cintanya seratus persen, ia merasa belum sanggup. Ia mengatakan ‘belum’ sanggup, bukan ‘tidak’ sanggup. Dengan demikian, Si Manis Lesung Pipi masih memberi harapan besar pada Donny.
Lantas apa sebabnya Intan belum bisa memberi cintanya seratus persen pada pria berkaca mata itu? Mungkin banyak penyebabnya, namun penyebab yang paling utama karena di hatinya yang terdalam masih ada Irgi. Walaupun begitu, ia tetap berusaha keras untuk melupakan si mantan pembalap jalanan. Semua sobatnya, termasuk Cicik dan Lili, terus menasehati, salah satu cara terbaik untuk melupakan Irgi adalah, berusaha membuka hatinya untuk pria lain, dan itu dapat ia wujudkan melalui berkenalan dengan pria lain tersebut.
Sebulan kemudian Donny memutuskan untuk menjalin kasih dengan Intan. Donny memberanikan diri untuk menembak Intan. Intan yang sudah berniat kuat untuk melupakan Irgi selamanya, pasrah saja ditembak Donny. Intan tidak menyesal seandainya Donny itu ternyata juga bukan jodohnya. Yang penting sekarang Intan dan Donny memiliki niat yang sama: Menuju ke pelaminan.
Witing trisno jalaran saka kulina. Begitulah pepatah Jawa yang artinya, Awal mulanya cinta berasal dari kebiasaan. Intan semakin suka pada Donny yang rajin ngapelin dia setiap malam minggu. Rasa suka itu akhirnya berubah menjadi cinta dan sayang. Ia semakin bisa membuka lebar hatinya untuk Donny, dan ia juga semakin bisa mengusir Irgi yang sebelumnya bertahta di istana hatinya. Semakin lama Donny semakin bertahta di singgasana hatinya.
Tanpa terasa, sudah empat bulan ia pacaran dengan Donny, dan ia benar-benar bahagia. Ia berkomentar, “Waktu pertama ketemu dia, aku sempat ragu karena dia kelihatan serius. Dia juga orang kantoran, yang waktu itu pakai baju yang sangat formal. Kayaknya nggak cocok sama aku yang suka ketawa. Tapi lama kelamaan kami cocok juga. Ternyata dia nggak seserius dugaanku. Dia nggak seserius penampilannya.”
---XXXXX---
0 comments:
Post a Comment